Dalam beberapa tahun terakhir, sejak ponsel Android pertama kali diperkenalkan kepada konsumen, ukuran SIM card yang dulunya biasa, telah mengalami perubahan menjadi semakin kecil dari tahun ke tahun. Dari SIM mini, kemudian pada tahun 2003 muncul SIM card jenis micro. Pada awalnya, meskipun disebut micro SIM, bentuk SIM card pada operator-operator di Indonesia masih mirip dengan SIM mini. Untuk mengubahnya menjadi micro SIM, konsumen perlu menggunakan alat khusus untuk memotong SIM mini menjadi ukuran yang lebih kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, operator seluler mulai merancang SIM mini mereka dengan garis potong yang sudah disesuaikan, sehingga konsumen hanya perlu menekan SIM card untuk mengubahnya menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa memerlukan alat pemotong.
Dari micro SIM, kemudian muncul SIM card yang lebih kecil lagi yang dinamakan nano SIM, mulai dari tahun 2012. Seiring berjalannya waktu, ponsel-ponsel Android kelas menengah mayoritas beralih menggunakan nano SIM card. Vendor-vendor ponsel juga lebih cenderung memilih nano SIM card, karena memberikan lebih banyak ruang bagi vendor untuk menambahkan fungsi pada ponsel mereka. Dan yang terbaru dalam perkembangan SIM card adalah eSIM.
eSIM adalah singkatan dari embedded SIM. Artinya, eSIM adalah SIM card yang ditanamkan secara langsung ke dalam ponsel dan tidak memiliki bentuk fisik seperti kartu SIM biasa; bentuknya lebih kecil. eSIM pertama kali diperkenalkan kepada publik pada tahun 2017 dan segera menjadi populer di ponsel-ponsel Android kelas atas dan iPhone. Pada ponsel Android, eSIM pertama kali digunakan pada seri Google Pixel 2. Kemudian, produsen ponsel seperti Samsung, Huawei, dan Oppo juga merilis ponsel kelas atas yang mendukung teknologi eSIM. Di Indonesia, Smartfren adalah operator pertama yang mendukung eSIM, meluncurkannya pada tahun 2019. Indosat Ooredoo menyusul pada tahun 2022, dan yang terakhir, XL Axiata pada tahun 2023. Meskipun demikian, penggunaan eSIM masih lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan kartu SIM fisik. Hal ini karena ponsel Android yang mendukung eSIM cenderung mahal dan umumnya termasuk dalam kategori ponsel kelas atas. Demikian pula, ponsel iPhone yang mendukung eSIM juga tidak dapat dianggap murah.
eSIM adalah teknologi SIM card terbaru yang menghadapi tantangan, baik dari sisi operator maupun konsumen. Karena eSIM adalah modul yang telah diprogram dan tertanam dalam ponsel, eSIM tidak dapat dilepas atau dipindahkan dengan mudah seperti kartu SIM fisik. eSIM hanya dapat digunakan pada satu perangkat ponsel saja. Jika suatu saat seorang konsumen ingin mengganti ponselnya, maka konsumen tersebut harus mengunjungi gerai seluler yang sesuai dengan operator eSIM yang digunakan. Namun, ada kabar baiknya, jika ponsel yang digunakan hanya memiliki satu slot kartu SIM fisik tetapi mendukung eSIM, maka konsumen masih dapat mengaktifkan dua nomor yang berbeda. Ada kelebihan dan juga kekurangan dalam penggunaan eSIM. Diperlukan waktu dan adaptasi secara bertahap agar eSIM dapat sepopuler kartu SIM fisik.